A. SEJARAH PEMBELAJARAN QUANTUM
Tokoh utama di balik pembelajaran adalah Bobbi DePorter,
seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis properti dan
keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya menggeluti bidang
pembelajaran. Dialah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran.
Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran
di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows,
Negara Bagian California, Amerika Serikat. Super Camp sendiri didirikan atau
dilahirkan oleh Learning Forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian
pada hal-ihwal pembelajaran guna pengembanga potensi diri manusia. Dengan
dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki,
Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie, DePorter secara terprogram dan terencana
mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran kepada para remaja di Super Camp
selama tahun-tahun awal dasawarsa 1980an.
Dia belajar dari Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan
Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “Suggestology”
atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa Sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun dapat ,memberikan
sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain dari suggestology adalah
accelerated learning ( pemercepatan belajar).
Kemudian metode pembelajaran merambah ke berbagai tempat dan
bidang kegiatan manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah (parenting),
lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas
(sekolah). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran merupakan falsafah
dan metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus
diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
Falsafah dan metodologi pembelajaran yang telah dikembangkan,
dimatangkan, dan diujicobakan tersebut selanjutnya dirumuskan, dikemukakan, dan
dituliskan secara utuh dan lengkap dalam buku Learning.
Teaching dan Learning merupakan model pembelajaran yang
sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan,
sugestopedia, dan belajar melalui berbuat. Teaching diarahkan untuk proses
pembelajaran guru saat berada di kelas, berhadapan dengan siswa, merencanakan
pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola Teaching terangkum dalam konsep TANDUR,
yakni Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Sementara
itu, Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta,
konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan
berkesan. Jadi, Teaching diperuntukkan guru dan Learning diperuntukkan siswa
atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu tentunya perlu
mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan terintegrasi.
Dalam Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang
mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis
kelas dengan daya tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke dunia siswa dan
ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Teaching, tidak ada siswa yang bodoh,
yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum cocok
dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian sesuai
dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan, segalanya
berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan.
B.
ARTI QUANTUM
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya
melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa
pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti
dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana
menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan
memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya
masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa
masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan
hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang
deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal
yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan
rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan
penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang
memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran
otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis.
Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan
kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.
Kerangka rancangan belajar quantum teaching yang dikenal sebagai TANDUR :
Kerangka rancangan belajar quantum teaching yang dikenal sebagai TANDUR :
